Rabu, 26 Juni 2013

Semoga tidak Berubah

Dalam perjalanan waktu yang tak pernah kembali, semua berubah menjadi tak seperti dulu lagi. Bisa lebih baik dan menyenangkan, bisa juga sebaliknya. Semua sebagai sebuah keniscayaan, sebagai sunatullah agar menjadi peringatan bagi kita semua, bahwa tidak ada yang abadi di sini, di dunia ini. Kecuali mereka yang bebal dan gagal melihat tanda-tanda yang jumlahnya melimpah ruah, atau tak sempat merenungkan hakikat kehidupan yang berjalan menuju kiamat, semua tentu ada maksud dan tujuannya.

Banyak di antara perubahan yang ada mengguncangkan jiwa, menorehkan luka atau membuat kecewa. Berbagai hal baru, terutama yang belum terprediksi sebelumnya, jelas bukan hal yang mudah untuk menyamankan hati. Apalagi jika di dalamnya mengandung hal-hal yang tidak kita kehendaki sebagai manusia. Yang pada dasarnya mendambakan kelezatan dan bersifat tergesa.

Bahkan saat berbagai kenikmatan terasakan, kemestian akan perubahannya menyisakan was-was dan khawatir. Bukankah semuanya belum berakhir? sedang kita tidak pernah thau apa yang akan terjadi esok hari, di sini, bahkan pada diri kita sendiri. Karena semua menjadi tidak pasti, dan kita pun tidak akan pernah mengerti rahasia dari semua ini. Mengingkarinya jelas sebuah kebodohan. Hal itu hanya akan menghempaskan kita pada serangkaian kenyataan pahit dan menyakitkan

Tapi ada juga yang tidak berubah, atau tidak akan pernah, sampai Allah menghendakinya, kewajiban kita untuk menghamba kepada Allah. Dalam semua kemungkinan akan perubahan yang terjadi, dalam semua kejadian yang mengiringi, kewajiban ini akan kita bawa mati, dan dalam bentuk lain akan berlanjut lagi. Sejalan dengan tujuan penciptaan, dan selaras dengan kenyataan. Dan jelas bukan hal yang mudah untuk bertahan dalam penghambaan di setiap fase kehidupan yang senantiasa berubah itu.

Inilah saatnya mengikatkan hati kepada Allah. Membangun keyakinan akan kemahatahuan-Nya, kesempurnaan ilmu-Nya, kecermatan takdir-Nya, hingga keindahan rencana-Nya. Bahwa apapun ketetapan-Nya adalah baik adanya dan terjadi atas izin-Nya belaka. Bahwa di balik semua musibah pasti ada hikmah dan untuk kebaikan kita sebagai hamba. Bahwa kasih sayang-Nya meninggi melampaui kasih ibu akan anak-anaknya. Dan yang pasti, Dia tidak akan pernah mengecewakan siapapun yang memasrahkan diri kepada-Nya.

Bertawakal kepada Allah atas apapun yang terjadi adalah pilihan pasti. Selalu yakin dan percaya bahwa Dia-lah satu-satunya yang pantas menjadi sandaran. Meninggikan iman hingga menakjubkan setiap keadaan yang melingkupi, sehingga apa yang terjadi bukanlah masalah lagi. Kemudia berdoa, "Sungguh, kita hanyalah milik Allah yang kepada-Nya akan kembali. Allahumma, berilah pahala atas musibah ini, dan berilah ganti dengan yang lebih baik."

Maka, biarlah semuanya berubah, asalkan kita tidak pernah berubah sebagai hamba Allah, sebab Dialah satu-satunya rahasia perubahan itu. Semoga!

64| ar-risalah No. 143/Vol. XII/09 Jumada Tsani - Rajab 1434 H / Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar