Sabtu, 30 Maret 2013

"Aku Cinta Rumahku (Mushallah)"

Mas Jundi sedang Ngepel
Anak Mushollah yang Rajin-rajin  .... :)

Abdullah lagi Main Air nih... (Alias menggosok dinding tempat wudhu) :)

Ada Aclul (Asrul) clalu cayang Mamah.... 
Oke Bang Aclul... xixixixi :)

Ayo gosok terus bang sapa tau berhadiah... :p
:^_^

Bang Saipul juga tidak mau kalah... Main selonjoran pelnya ...

Mas Andi sedang menggosok lantai...

Ini nih,.... Akh Dayat yang siap slalu dalam keadaan apa pun... Sedang angkat sampah.. 
Semangat :)

Jumat, 29 Maret 2013

Fadhail (Keutamaan) Dakwah





Oleh: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah

Penjelasan Skema

Beberapa Keutamaan Dakwah:

1. Dakwah menjadi utama karena ia adalah muhimmatur rusul (tugas para nabi dan rasul).
2. Dakwah menjadi utama karena ia adalah ahsanul a’mal (sebaik-baik amal).
3. Dakwah menjadi utama karena dengan berdakwah seorang muslim meraih pahala yang teramat besar (al-hushul ‘alal ajri al-azhim).
4. Dakwah menjadi utama karena dapat menyelamatkan da’i dari azab Allah swt dan pertanggungjawaban di akhirat.
5. Dakwah menjadi utama karena ia adalah jalan menuju khairu ummah (terbentuknya umat yang terbaik).

Dengan demikian berarti seorang da’i sedang menjalani kehidupan rabbaniyyah (al-hayah ar-rabbaniyyah) dan kehidupan yang penuh keberkahan (a-hayah al-mubarakah).

NARASI

dakwatuna.com - Dakwah adalah aktivitas menyeru manusia kepada Allah swt dengan hikmah dan pelajaran yang baik dengan harapan agar objek dakwah (mad’u) yang kita dakwahi beriman kepada Allah swt dan mengingkari thagut (semua yang di abdi selain Allah) sehingga mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.

Jika kita melihat ayat-ayat Al-Quran maupun hadits-hadits Rasulullah saw, kita akan banyak menemukan fadhail (keutamaan) dakwah yang luar biasa. Dengan mengetahui, memahami, dan menghayati keutamaan dakwah ini seorang muslim akan termotivasi secara kuat untuk melakukan dakwah dan bergabung bersama kafilah dakwah di manapun ia berada.

Mengetahui keutamaan dakwah termasuk faktor terpenting yang mempengaruhi konsistensi seorang muslim dalam berdakwah dan menjaga semangat dakwah, karena keyakinan terhadap keutamaan dakwah dapat menjadikannya merasa ringan menghadapi beban dan rintangan dakwah betapapun beratnya.

Beberapa keutamaan dakwah yang dapat kita sebutkan dalam pokok bahasan ini adalah:

1. Dakwah adalah Muhimmatur Rusul (Tugas Utama Para Rasul alaihimussalam)

Para rasul alaihimussalam adalah orang yang diutus oleh Allah swt untuk melakukan tugas utama mereka yakni berdakwah kepada Allah. Keutamaan dakwah terletak pada disandarkannya kerja dakwah ini kepada manusia yang paling utama dan mulia yakni Rasulullah saw dan saudara-saudara beliau para nabi & rasul alaihimussalam.

Katakanlah (Hai Muhammad): “Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah (mengajak kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf (12): 108).

Ayat di atas menjelaskan jalan Rasulullah saw dan para pengikut beliau yakni jalan dakwah. Maka barangsiapa mengaku menjadi pengikut beliau saw, ia harus terlibat dalam dakwah sesuai kemampuannya masing-masing.

Tentang Nabi Nuh as, Allah mengisahkan kesibukan beliau yang tak kenal henti dalam menjalankan tugas berdakwah siang dan malam:

Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah mendakwahi (menyeru) kaumku malam dan siang. (Nuh (71): 5).

Tentang Nabi Ibrahim as, Allah mengisahkan dakwah yang beliau lakukan kepada ayah dan umatnya:

69. dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim.

70. ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah yang kamu sembah?”

71. mereka menjawab: “Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya”.

72. berkata Ibrahim: “Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?,

73. atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudarat?”

74. mereka menjawab: “(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian”.

75. Ibrahim berkata: “Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah,

76. kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?,

77. karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam,

78. (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku,

79. dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku,

80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,

81. dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),

82. dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (Asy-Syuara (26): 69-82).

Tentang Nabi Musa as, Allah swt mengisahkan dakwah beliau dalam banyak ayat-ayat Al-Quran, di antaranya:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat- mukjizat Kami kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka Musa berkata: “Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seru sekalian alam”. Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat- mukjizat Kami dengan serta merta mereka menertawakannya. (Az-Zukhruf (43): 46-47).

Tentang Nabi Isa as, Allah swt mengisahkan dakwah beliau dalam firman-Nya:

Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku”. Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf (43): 63-64).

Pintu kenabian dan kerasulan memang sudah tertutup selama-lamanya, namun kita masih dapat mewarisi pekerjaan dan tugas mulia mereka, sehingga kita berharap semoga Allah swt berkenan memuliakan kita.

2. Dakwah adalah Ahsanul A’mal (Amal yang Terbaik)

Dakwah adalah amal yang terbaik, karena dakwah memelihara amal Islami di dalam pribadi dan masyarakat. Membangun potensi dan memelihara amal shalih adalah amal dakwah, sehingga dakwah merupakan aktivitas dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam. Tanpa dakwah ini maka amal shalih tidak akan berlangsung.

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Fushilat (41): 33).

Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya: Allah swt menyeru manusia: “Wahai manusia, siapakah yang lebih baik perkataannya selain orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah, kemudian istiqamah dengan keimanan itu, berhenti pada perintah dan larangan-Nya, dan berdakwah (mengajak) hamba-hamba Allah untuk mengatakan apa yang ia katakan dan mengerjakan apa yang ia lakukan.” (Tafsir Ath-Thabari, Jami’ul Bayan Fi Ta’wil Al-Quran, 21/468).

Bagaimana tidak akan menjadi ucapan dan pekerjaan yang terbaik? Sementara dakwah adalah pekerjaan makhluk terbaik yakni para nabi dan rasul alaihimussalam.

Sayyid Quthb rahimahullah berkata dalam Fi Zhilal Al-Quran: “Sesungguhnya kalimat dakwah adalah kalimat terbaik yang diucapkan di bumi ini, ia naik ke langit di depan kalimat-kalimat baik lainnya. Akan tetapi ia harus disertai dengan amal shalih yang membenarkannya, dan disertai penyerahan diri kepada Allah sehingga tidak ada penonjolan diri di dalamnya. Dengan demikian jadilah dakwah ini murni untuk Allah, tidak ada kepentingan bagi seorang da’i kecuali menyampaikan. Setelah itu tidak pantas kalimat seorang da’i kita sikapi dengan berpaling, adab yang buruk, atau pengingkaran. Karena seorang da’i datang dan maju membawa kebaikan, sehingga ia berada dalam kedudukan yang amat tinggi…” (Fi Zhilal Al-Quran 6/295).

3. Dakwah memiliki keutamaan yang besar karena para da’i akan memperoleh balasan yang besar dan berlipat ganda (al-hushulu ‘ala al-ajri al-‘azhim).

قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِعَلِيٍّ: ((فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ)) (رواه البخاري ومسلم وأحمد)

Sabda Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah swt menunjuki seseorang dengan (dakwah)mu maka itu lebih bagimu dari unta merah.” (Bukhari, Muslim & Ahmad).

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani ketika menjelaskan hadits ini mengatakan bahwa: “Unta merah adalah kendaraan yang sangat dibanggakan oleh orang Arab saat itu.”

Hadits ini menunjukkan bahwa usaha seorang da’i menyampaikan hidayah kepada seseorang adalah sesuatu yang amat besar nilainya di sisi Allah swt, lebih besar dan lebih baik dari kebanggaan seseorang terhadap kendaraan mewah miliknya.

Dalam riwayat Al-Hakim disebutkan:

« يَا عَلِيُّ، لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ عَلَى يَدَيْكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ » (رواه الحاكم في المستدرك)

“Wahai Ali, sesungguhnya Allah swt menunjuki seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan isinya). (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak).

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ)) (رواه الترمذي عن أبي أمامة الباهلي).

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt memberi banyak kebaikan, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR. Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili).

Berapakah jumlah malaikat, semut dan ikan yang ada di dunia ini? Bayangkan betapa besar kebaikan yang diperoleh oleh seorang da’i dengan doa mereka semua!

Imam Tirmidzi setelah menyebutkan hadits tersebut juga mengutip ucapan Fudhail bin ‘Iyadh yang mengatakan:

عَالِمٌ عَامِلٌ مُعَلِّمٌ يُدْعَى كَبِيرًا فِي مَلَكُوتِ السَّمَوَاتِ

“Seorang yang berilmu, beramal dan mengajarkan (ilmunya) akan dipanggil sebagai orang besar (mulia) di kerajaan langit.”

Keagungan balasan bagi orang yang berdakwah tidak hanya pada besarnya balasan untuknya tetapi juga karena terus menerus nya ganjaran itu mengalir kepadanya meskipun ia telah wafat.

Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini:

((مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّـئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ)) (رواه مسلم عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنه).

“Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa dikurangi sedikit pun pahala mereka yang mencontoh nya. Dan barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).

4. Dakwah dapat menyelamatkan kita dari azab Allah swt (An-Najatu minal ‘Azab)

Dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i akan membawa manfaat bagi dirinya sebelum manfaat itu dirasakan oleh orang lain yang menjadi objek dakwahnya (mad’u). Manfaat itu antara lain adalah terlepasnya tanggung jawabnya di hadapan Allah swt sehingga ia terhindar dari adzab Allah.

Tersebutlah sebuah daerah yang bernama “Aylah” atau “Eliah” sebuah perkampungan Bani Israil. Penduduknya diperintahkan Allah untuk menghormati hari Jumat dan menjadikannya hari besar, namun mereka tidak bersedia dan lebih menyukai hari Sabtu. Sebagai hukumannya Allah swt melarang mereka untuk mencari dan memakan ikan di hari Sabtu, dan Allah membuat ikan-ikan tidak muncul kecuali di hari Sabtu. Sekelompok orang kemudian melanggar larangan ini dan membuat perangkap ikan sehingga ikan-ikan di hari Sabtu masuk ke dalam perangkap lalu mereka mengambilnya di hari ahad dan memakannya. Sementara orang-orang yang tidak melanggar larangan Allah terbagi menjadi dua kelompok yaitu mereka yang mencegah kemunkaran dan mereka yang diam saja.

Terjadilah dialog antara orang-orang yang diam saja dengan mereka yang berdakwah mengingatkan saudara-saudaranya yang melanggar larangan Allah. Dialog ini disebutkan dalam Al-Quran:

Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu , di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu , dan supaya mereka bertakwa. Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (Al-A’raf (7): 163-165).

Perhatikan jawaban orang-orang yang berdakwah ketika ditanya mengapa mereka menasehati orang-orang yang melanggar perintah Allah:

1. مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ

2. وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

1. Kami berdakwah agar menjadi argumentasi & penyelamat kami dihadapan Allah swt.

2. Mudah-mudahan mereka bertaqwa.

Perhatikan pula bahwa yang secara tegas diselamatkan oleh Allah dari adzab-Nya adalah orang-orang yang melarang perbuatan maksiat.

Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar adalah kontrol sosial yang harus dilakukan oleh kaum muslimin agar kehidupan ini selalu didominasi oleh kebaikan. Kebatilan yang mendominasi kehidupan akan menyebabkan turunnya teguran atau adzab dari Allah swt. Rasulullah saw bersabda:

((مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا)) (رواه البخاري)

Perumpamaan orang yang tegak di atas hukum-hukum Allah dengan orang yang melanggarnya seperti kaum yang menempati posisinya di atas bahtera, ada sebagian yang mendapatkan tempat di atas, dan ada sebagian yang mendapat tempat di bawah. Mereka yang berada di bawah jika akan mengambil air harus melewati orang yang berada di atas, lalu mereka berkata: “Jika kita melubangi bagian bawah milik kita dan tidak mengganggu mereka..” Kalau mereka membiarkan keinginan orang yang akan melubangi, mereka semua celaka, dan jika mereka menahan tangan mereka maka selamatlah semuanya. (HR. Bukhari).

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ)) (رواه الترمذي وقَالَ: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ).

Dari Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian.” (HR Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).

5. Dakwah adalah Jalan Menuju Khairu Ummah

Rasulullah saw berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik sepanjang zaman dengan dakwah beliau. Dakwah secara umum dan pembinaan kader secara khusus adalah jalan satu-satunya menuju terbentuknya khairu ummah yang kita idam-idamkan. Rasulullah saw melakukan tarbiyah mencetak kader-kader dakwah di kalangan para sahabat beliau di rumah Arqam bin Abil Arqam ra, beliau juga mengutus Mush’ab bin Umair ra ke Madinah untuk membentuk basis dan cikal bakal masyarakat terbaik di Madinah (Anshar).

Jalan yang ditempuh oleh Rasulullah saw ini adalah juga jalan yang harus kita tempuh untuk mengembalikan kembali kejayaan umat. Imam Malik bin Anas ra berkata:

لاَ يَصْلُحُ آخِرُ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا

Akhir umat ini tidak menjadi baik kecuali menggunakan cara yang digunakan untuk memperbaiki generasi awalnya. (Nashiruddin Al-AlBani, Fiqhul Waqi’ hlm 22).

Umat Islam harus memainkan peran dakwah & amar ma’ruf nahi munkar dalam semua keadaannya, baik ketika memperjuangkan terbentuknya khairu ummah maupun ketika cita-cita khairu ummah itu telah terwujud. Allah swt berfirman:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran (3): 110).

Al-Hayatu Ar-Rabbaniyyah

Dengan semua keutamaan dakwah di atas, berarti seorang da’i dengan dakwahnya sedang menjalani hidupnya dengan kehidupan rabbaniyyah yakni kehidupan yang selalu berorientasi kepada Allah swt dan kehidupan yang selalu diisi dengan belajar Al-Quran yang menjadi sumber kebaikan serta mengajarkannya kepada orang lain.

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (Ali Imran (3): 79).

Rasulullah saw diperintahkan oleh Allah swt untuk mengajak umatnya agar menjadi orang-orang yang Rabbani yakni mereka yang selalu belajar dan mengajarkan Al-Quran sehingga hidup mereka menjadi rabbani pula. Dakwah adalah aktivitas belajar dan mengajarkan Al-Quran baik dalam membacanya, memahaminya, mengamalkannya, memperjuangkan tegaknya hukum-hukumnya, dan konsisten dalam melakukan itu semua.

Kehidupan rabbaniyyah adalah kehidupan seorang da’i yang selalu mengorientasikan semua aktivitasnya kepada Allah swt Rabbnya, di mana kehidupan, kematian, ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah semuanya dipersembahkan untuk Allah swt. Ibadah yang menjadi tujuan hidup semua manusia dilaksanakan untuk mengagungkan Allah swt seagung-agungnya dan untuk menyatakan kehinaan dan kelemahan kita di hadapan-Nya. Dakwah adalah salah satu bentuk pengagungan kepada Allah yang paling utama, karena di dalamnya seorang da’i meninggikan kalimat-Nya melalui lisannya, amalnya, dan ajakannya kepada orang lain. Di dalam dakwah seorang da’i bersabar menghadapi berbagai ujian berat semata-mata demi mengagungkan Allah swt. Semakin berat tantangan dan ujian dalam mengagungkan Allah swt, semakin besar dan mulia bentuk pengagungan itu di sisi Allah swt.

Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (Al-An’am (6): 162).

Al-Hayah Al-Mubarakah (Kehidupan yang Diberkahi)

Dengan selalu berdakwah di jalan Allah swt serang da’i telah menjadikan hidupnya penuh keberkahan. Yang dimaksud dengan keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan melimpah di sisi Allah swt. Para Nabi alaihimussalam adalah orang yang paling diberkahi dan kehidupannya adalah kehidupan penuh keberkahan, perhatikan ucapan Nabi Isa as tentang dirinya:

Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (Maryam (19): 31).

Penyebab utama kehidupan Nabi Isa dan para Nabi lainnya diberkahi oleh Allah swt adalah pekerjaan mereka sebagai orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk mendakwahkan ajaran-Nya kepada manusia. Inilah yang dipahami oleh Ibnul Qayyim – salah seorang ulama besar – ketika menjelaskan surat Maryam ayat 31 di atas. Beliau berkata:

فَإِنَّ بَرَكَةَ الرَّجُلِ:

• تَعْلِيْمُهُ لِلْخَيْرِ حَيْثُ حَلَّ،

• وَنُصْحُهُ لِكُلِّ مَنْ اِجْتَمَعَ بِهِ.

قَالَ تَعَالَى إِخْبَارًا عَنِ الْمَسِيْحِ: وجعلني مباركا أينما كنت [مريم: ٣١] أَيْ:

1. مُعَلِّمًا لِلْخَيْرِ،

2. دَاعِيًا إِلَى اللهِ،

3. مُذَكِّرًا بِهِ،

4. مُرَغِّبًا فِيْ طَاعَتِهِ.

Keberkahan seseorang itu ada pada:

• pengajarannya terhadap segala macam kebajikan di mana pun ia berada, dan

• Nasehat yang ia berikan kepada semua orang yang ijtima’ (berkumpul) dengannya.

Saat menceritakan tentang nabi Isa – ‘alaihissalam - Allah swt berfirman:

“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada”. (Q.S. Maryam: 31)

Nabi ‘Isa – ‘alaihissalam - menjadi manusia yang membawa berkah adalah karena ia:

1. Menjadi guru kebajikan
2. Juru dakwah yang menyeru manusia kepada Allah – subhanahu wa ta’ala -
3. Mengingatkan manusia tentang Allah – subhanahu wa ta’ala -
4. Mendorong dan memotivasi manusia untuk taat kepada Allah – subhanahu wa ta’ala.

Demikian Ibnul Qayyim melihat keberkahan dalam hidup seseorang, di mana kehidupan yang berkah itu - menurut beliau & sesuai arahan Al-Quran – ditentukan oleh aktivitas memberi manfaat kepada orang lain melalui dakwah dan kebaikan yang disebarkan demi meninggikan kalimat Allah swt.

#7 Pojok Hadits: "Jauhi Prasangka"


Kumpulan Hadits Bukhari-Muslim: "Jauhi Prasangka"

"Jauhilah oleh kalian berprasangka karena prasangka itu perkataan yang paling bohong."
(Bukhari-Muslim)

Kandungan Hadits:
Prasangka harus dijauhi dan dihindari. Prasangka bisa melahirkan permusuhan. Kebanyakan prasangka itu hanya berupa lintasan di hati tanpa disertai bukti yang sebenarnya. Prasangka sangat tidak bermanfaat dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, jauhi prasangka, ya! 

^_^
Semangat Karena Allah... :)

                                          #KaReNa KiTa KeLuArGa

LabeList Blog Al Falak



Isi Harian Blog Al Falak Angkatan XII

Pojok Hadits
Setiap Hari  -> Senin- Minggu
Materi Dakwah
Mingguan  -> Selasa
Resume Buku
Mingguan   -> Rabu
Kisah Inspiratif
Mingguan  -> Kamis
Buletin
Mingguan  -> Juma't
Komik Ngampus
Mingguan  -> Sabtu
News
Insidental
Galeri
Insidental
Agenda Al Falak
Insidental
Pos Ukmi Peduli Ummat
Insidental
Opini Al Falak
Insidental
Pernyataan Sikap
Insidental

So .... Update terus kabar-kabar dari kita :)

#KaReNa KiTa KeLuArGa

Kamis, 28 Maret 2013

#6 Pojok Hadits: "Bersaudaralah"


Kumpulan Hadits Bukhari-Muslim: "Bersaudaralah"

"Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, dan saling membelakangi! Namun, jadilah kalian semua sebagai hamba Allah Swt. yang bersaudara. Tidak dihalalkan seorang Muslim berselisih dengan saudaranya melebihi tiga hari"
(Bukhari-Muslim)

Kandungan Hadits:
Sesama Muslim haram saling membenci dan saling mendengki. Seorang Muslim dilarang mendengki terhadap kenikmatan yang didapat saudaranya. Jangan pula ia bermusuhan satu sama lain sehingga tidak mau bertemu, bercengkerama, dan bertatap muka. Seorang Muslim harus membuktikan persaudaraannya. Bila terjadi perselisihan , tidak boleh melebihi batas waktu tiga hari.

^_^
Semangat Karena Allah... :)

                                          #KaReNa KiTa KeLuArGa

Enam Prinsip Pendidikan Karakter Islami



Karakter merupakan bagian tak terpisahkan dari individu. Erma Pawitasari, Kandidat Doktor Pendidikan Islam UIKA Bogor seperti yang dilansir insistent.com menerangkan bahwa karakter identik dengan akhlaq, yakni kecenderungan jiwa untuk bersikap/bertindak secara otomatis. Karakter yang sesuai dengan ajaran Islam disebut akhlaqul karimah atau akhlaq mulia (Mohamed Ahmed Sherif, Ghazali’s Theory of Virtue, 1975). Untuk meraih karakter ini, ada dua jalan yang bisa dilakukan. Pertama, bawaan lahir sebagai karunia dari Allah SWT. Contoh dari kategori ini ialah akhlak para nabi. Kedua, hasil usaha melalui pendidikan dan penggemblengan jiwa (SM Ziauddin Alavi, Muslim Educational Thought in The Middle Ages, 1988).

            Untuk menciptakan generasi yang memiliki karakter akhlaqul karimah, ada enam prinsip yang menjadi parameter pendidikan karakter yang baik. Keenam prinsip tersebut antara lain:

1. Menjadikan Allah Sebagai Tujuan

            Berbeda dengan masyarakat sekuler yang mengimani “ide ketuhanan”, umat Islam mengimani Allah sebagai Tuhan yang wujud, sehingga ketaatan kepadaNya menjadi mutlak. Masyarakat sekuler tidak ambil pusing apakah yang diimani benar-benar wujud atau sekedar khayalan (Muhammad Ismail, Bunga Rampai Pemikiran Islam, 1993). Ide tersebut diimani karena memberikan pengaruh baik bagi manusia. Meski demikian, konsep tersebut tidak mampu menjelaskan keajaiban yang dialami Nabi Ibrahim ketika menerima wahyu untuk menyembelih putranya.

Islam, disisi lain, mengajarkan agama sebagai penuntun dunia menuju keridhaan Allah. “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”[QS. al-Dzaariyaat 56]. Untuk mencapai keridhaan Allah inilah, manusia wajib menghiasi diri dengan akhlak mulia (Sherif, 1975).

2. Memperhatikan Perkembangan Akal Rasional

            Akal merupakan modal utama untuk mencapai iman dan keridhaan Allah. Mustahil bagi manusia untuk meraih karakter yang mulia tanpa didasari pemahaman atas perilaku-perilaku yang ada dalam kehidupannya. Allah SWT berfirman dalam QS. At-Tariq ayat 5 (yang artinya): Maka hendaklah manusia memperhatikan (sehingga memikirkan konsekuensinya) dari apakah dia diciptakan?

Pada awal pendidikan, anak-anak memerlukan doktrinasi tentang perilaku yang baik, maupun yang buruk.  Metode ini dipilih karena mereka belum mampu memahami alasan pelarangan atau perintah tesebut. Sejalan dengan perkembangan kognitif mereka, pendidikan karakter perlu memperhatikan alasan yang rasional. Rasulullah Saw sering melakukan dialog dengan para sahabatnya dalam rangka mengasah kemampuan akal mereka. Salah satunya tergambar dalam hadist berikut: “Apakah pendapat kalian, jika sebuah sungai berada di depan pintu salah satu dari kalian, sehingga ia mandi darinya sehari lima kali; apakah akan tersisa kotoran pada badannya?” Para sahabat menyahut, “Tidak sedikit pun kotoran tersisa pada badannya.” Nabi melanjutkan, “Demikianlah seperti shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan.” [HR. Muslim]

3. Memperhatikan Perkembangan Kecerdasan Emosi

            Emosi merupakan karunia Allah SWT yang mempengaruhi manusia dalam perilakunya. Pendidikan karakter yang baik hendaknya memperhatikan pendidikan emosi, yakni bagaimana melatih emosi anak agar dapat berperilaku baik. Kemampuan kognitif tanpa didukung dengan kecerdasan emosi menyebabkan manusia bertindak diluar nilai-nilai akhlaq dan rasional. Rasulullah SAW mencontohkan pembangunan kecerdasan emosi saat seorang pemuda datang meminta ijin berzina. Beliau memberikan pertanyaan dan penjelasan yang menyentuh faktor emosinya, menuntunnya pada pemahaman bahwa apa yang dilakukannya akan menyakiti orang lain.

4. Praktik Melalui Keteladanan dan Pembiasaan

            Manusia merupakan peniru ulung. Tidak mengherankan jika pendidikan karakter yang efektif selalu didasarkan pada keteladanan dan pembiasaan. Dalam mendidik karakter umat Islam, Rasulullah menempatkan dirinya sebagai suri tauladan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-ahzab ayat 21: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

5. Memperhatikan Pemenuhan Kebutuhan Hidup

            Orang yang berkecukupan memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk melakukan perbuatan yang tercela. Oleh karena itu, Islam memerintahkan negara untuk menjamin kebutuhan pokok masyarakat. Rasulullah Muhammad Saw bersabda: “Barangsiapa mati meninggalkan harta, maka itu hak ahli warisnya. Dan barangsiapa mati meninggalkan keluarga yang memerlukan santunan, maka akulah penanggungnya.” (HR. Muslim).  Dengan adanya jaminan atas kebutuhan dasar hidup, ummat dapat lebih terkondisikan untuk melakukan perilaku akhlaqul karimah.

6. Menempatkan Nilai Sesuai Prioritas

Kurang efektifnya pendidikan karakter sering disebabkan oleh perbedaan prioritas dalam memandang nilai. Dalam Islam, prioritas perbuatan dibagi menjadi wajib,sunnah, mubah, makruh, dan haram. Penilaian moralitas, sama halnya dengan perkara lain, juga didasarkan pada pembagian prioritas tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk mengetahui kedudukan tiap-tiap perbuatan sebelum mengajarkannya kepada murid-murid.

Demikian enam prinsip pendidikan karakter. Prinsip-prinsip tersebut perlu  dipenuhi untuk menciptakan pendidikan karakter yang ideal dan sukses. (Ed. http://js.ugm.ac.id/artikel/js-media/buletin-shalahuddin.html)

Reshuffle Struktur Al Falak 2013

                                       #KaReNa KiTa KeLuArGa

Rabu, 27 Maret 2013

#5 Pojok Hadits: "Sikap Seorang Muslim"


Kumpulan Hadits Bukhari-Muslim: "Sikap Seorang Muslim"




"Seorang Muslim saudara bagi Muslim lainnya-ia tidak akan menyakiti dan tidak pula membiarkan disakiti orang lain. Siapa saja yang membantu kebutuhan saudaranya, Allah Swt. akan memenuhi kebutuhannya. Dan siapa saja yang melapangkan kesulitan seorang muslim, Allah Swt. akan melapangkan kesukarannya di hari kiamat. Dan siapa yang menutup aurat seorang Muslim, Allah akan menutup auratnya pada hari kiamat"
(Bukhari-Muslim)

Kandungan Hadits:
Muslim itu bersaudara. Ia tidak menyakiti dan tidak pulamembiarkan saudaranya disakiti. Bahkan, ia menolong dan membelanya. Ketika seorang Muslim mampu melindungi dan membantu saudaranya, Allah Swt. menjamin akan menghilangkan kesulitannya. Bila seorang Muslim mampu menjaga aib saudaranya, Allah Swt. akan menutup aibnya pada hari kiamat kelak.

^_^
Semangat Karena Allah... :)

                                           #KaReNa KiTa KeLuArGa

Minggu, 24 Maret 2013

#4 Pojok Hadits: "Tidak Berlebihan dalam Kesedihan"

Kumpulan Hadits Bukhari-Muslim: Tidak Berlebihan dalam Kesedihan


"Tidak ada satu pun yang menimpa seorang muslim, baik dari rasa lelah, kerisauan, kesedihan, gangguan maupun dari duri yang mengenainya, tetapi Allah akan menjadikan semua itu sebagai penebus dosa."
(Bukhari-Muslim)

Kandungan Hadits:
Salah satu keistimewaan orang islam ialah ia tidak menderita secara berlebihan bila ditimpa duka atau kesedihan. Misalnya, ketika ia ditinggal salah satu keluarganya karena meninggal. Ia tidak putus asa atau larut dalam kesedihan. Ingatlah ... semua itu merupakan ujian dari Allah Swt. Apabila kita sabar menjalaninya, Allah Swt. akan menjadikan ujian tadi sebagai penebus dosa.

^_^
Semangat Karena Allah... :)

                         #KaReNa KiTa KeLuArGa

Jumat, 22 Maret 2013

#3 Pojok Hadits: "Selamat Lidah dan Tangan

Kumpulan Hadits Bukhari-Muslim: Selamat Lidah dan Tangan

"Abi Musa r.a. berkata, "Beberapa sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad Saw.,'Wahai Rasullullah, apakah yang utama dalam islam itu?'Beliau menjawab, 'Siapa saja orang Islam yang selamat dari lidah dan tangannya.'""(Bukhari-Muslim)

Kandungan Hadits:
Lidah orang Islam selalu mengeluarkan kebaikan dan hikmah. Begitu juga tangan orang Islam selalu berbuatkemaslahatan. Sehingga, lidah dan tangannya menghasilkan keselamatan dan rasa aman. Keutamaan inilah yang menjadikan orang Islam mendapat ganjaran terbaik dari Allah Swt. Orang Islam adalah orang yang bisa menjaga lidah dan tangannya dari berbuat buruk sehingga mampu menyelamatkan dirinya, orang lain, dan lingkungannya.

^_^
Semangat Karena Allah... :)

#KaReNa KiTa KeLuArGa

Kamis, 21 Maret 2013

#2 Pojok Hadits: "Niat"



"Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu bergantung pada niat."(Bukhari-Muslim)

Kandungan Hadits:
Semua amal perbauatan akan bernilai ibadah apabila diawali dengan niat yang sungguh-sungguh hanya mengharap ridha Allah Swt. Oleh karena itu, kerjakanlah setiap perbuatan dengan niat karena Allah Swt.

^_^ #Kumpulan Hadits Bukhari-Muslim akan terbit setiap Online
Semangat... :)
#KaReNa KiTa KeLuArGa

Minggu, 17 Maret 2013

Tahukah Anda???


Aseeeekkkkk ..... :-)

#1 Pojok Hadits: Kepemimpinan

Siapa yang menjadi pemimpin walaupun terhadap tiga orang maka (kelak) dia akan diikat tangannya untuk dimintai pertanggungjawaban. Jika dia adil maka ikatan itu akan dibuka, tetapi jika dia tidak adil, maka ikatan itu ynag akan menariknya ke dalam neraka“ (HR Ibnu Hiban)
#KaReNa KiTa KeLuArGa

Rabu, 13 Maret 2013

Sabtu, 09 Maret 2013

GERAKAN HARI GIZI NASIONAL 28 Februari 2013


Galeri

Selamat Hari Gizi Nasional

  Syahrial & Arifin
 Susu Gratissssss... :)
 Zikri yang Baik... :)
Baik sekali... :) 
 Arifin dan Bang Becak
 Bang Bejon (Riki) & Bang Truloph!! (Adam) Heheheheh :p
 :) Good....!
 Yang Sana, ke sini kalau mau Susu Gratissss..
 Semua Bahagia karena saling berbagi.. :D
 Susu.... Susu... Susu... Gratis...!!
 Mari Bersama dalam Kebaikan :)
Selamat Hari Gizi Nasional 28 Februari 2013 :D

#KaReNa KiTa KeLuArGa