Senin, 15 April 2013
#13 Pojok Hadits Malu Sebagian dari Iman
"Dari Salim bin Abdullah, dari ayahnya, ia berkata,
"Rasulullah SAW lewat di hadapan seorang Ansar yang sedang mencela saudaranya karena saudaranya pemalu. Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Biarkan dia! Sesungguhnya malu itu sebagian dari iman."
(Bukhari-Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. : Nabi Saw. Pernah bersabda ;
“Iman meliputi lebih dari enam puluh cabang atau bagian. Dan Al haya’ (rasa malu) adalah sebuah cabang dari iman.”
Kandungan Hadits:
Diantara pelajaran hadits yang bisa kita ambil dari hadits di atas adalah sebagai berikut:
1. Kaum muslimin hendaknya selalu memiliki semangat untuk menasehati saudaranya, mengingatkannya dengan penuh kasih sayang, dan tidak berdiam diri dari kesalahan;
2. Salah satu sifat Rasulullah adalah meluruskan ketika ada kekeliruan yang beliau ketahui, dan membetulkan kesalahan yang beliau dapati. Sehingga ketika Rasulullah diam terhadap sesuatu yang diketahui beliau, maka itu berarti taqrir (persetujuan) dari beliau;
3. Hendaklah seorang muslim memiliki rasa malu dan menjaga sifat itu tetap ada pada dirinya;
4. Malu adalah sebagian dari iman.
^_^
Semangat Karena Allah... :)
#KaReNa KiTa KeLuArGa
Jumat, 12 April 2013
Marahalah Dakwah
Marhalah dakwah terdiri dari tabligh, ta’lim, takwin, dan
tanfidz. Pada setiap tahapan ini terdapat amalud dakwah (aktivitas dakwah) dan
ahdafud dakwah (tujuan dakwah). Pada marhalah tabligh (penyampaian umum) dan
ta’lim (pengajaran) aktivitas dakwahnya adalah merubah dari kebodohan kepada
ma’rifah (pengenalan) sedangkan tujuannya adalah menyampaikan ilmu dan
memperbaiki ilmu. Marhalah takwin mempunyai aktivitas merubah ma’rifah kepada
fikrah dan merubah fikrah kepada harakah, sedangkan tujuan adalah memperbaiki
fikrah dan melatih amal. Pada marhalah tandzim, aktivitas dakwahnya adalah
merubah harakah kepada hasil sedangkan tujuannya adalah menyatukan shaf,
mengkoordinasikan amal dan pengawasan kegiatan. Pada marhalah tanfidz aktivitas
dakwah adalah merubah hasil kepada tujuan (mardhatillah) adapun tujuannya
adalah mobilisasi amal.
Marhalah tabligh dan ta’lim
Amal dakwah pada marhalah tabligh dan ta’lim adalah merubah
jahalah (jahiliyah/bodoh) kepada ma’rifah. Marhalah ini adalah marhalah yang
terbuka dengan penyampaian terbuka dan bahan yang sifatnya umum. Mereka yang
hadir dalam marhalah ini adalah mereka yang berada pada level umum. Contoh
tabligh adalah aktivitas dakwah di masjid (ceramah, khutbah, tazkirah), di
kampus (seminar, kuliah, daurah) sedangkan ta’lim adalah marhalah setelah
tabligh. Mereka yang berminat dengan dakwah dan Islam diajak kepada marhalah
ta’lim. Bentuk pengajian umum dapat dikatakan marhalah ta’lim dimana kita
mendapatkan ilmu melalui pengajaran yang dijadwal dan terlaksana secara tertib.
Usaha-usaha dakwah tabligh dan ta’lim ini dengan sifat yang umum, peserta umum,
dan tujuan umum, maka aktivitas ini bersifat merubah ketidaktahuan kepada
pengetahuan (ma’rifah). Di dalam menjalankan amal dakwah demikian banyak aktivitas
yang dilakukan seperti media, brosur, kaset, video, games, training, rihlah,
dan sebagainya.
Seiring dengan amal dakwah yang dilakukan di marhalah ini
maka tujuan dan dakwahnya adalah memberi ilmu dan memperbaiki ilmu. Bagi
peserta yang tidak mempunyai ilmu maka dengan keikutsertaannya di dalam
marhalah tabligh dan ta’lim ini akan menambah ilmu sedangkan bagi yang sudah
berilmu akan mendapatkan perbaikan ilmunya atau menambah ilmu. Diskusi dan
pembahasan adalah bagian dari aktivitas marhalah ini sehingga mencapai
kebutuhan akal atau kognitif individu seperti ilmu.
Marhalah takwin
Pribadi yang sudah menyadari pentingnya ilmu sehingga
dirinya selalu hadir dalam pengajian yang terus menerus dan tertib disamping
juga mulai tumbuh semangat beramal pada dirinya, maka mereka ditingkatkan
kepada marhalah takwin.
Marhalah takwin dimulai dengan merubah ma’rifah yang telah
dicapai pada marhalah sebelumnya kepada fikrah. Ma’rifah hanya mengenal saja
tetapi belum mempunyai kesadaran dan pemahaman yang baik. Kesadaran dan
pemahaman yang dapat membentuk amal adalah fikrah. Banyak muslim yang mempunyai
ilmu tetapi tidak ada fikrah sehingga amal dan usahanya tidak jelas dan tidak
teratur, begitupun dengan sikap dan tingkah lakunya terkadang menyimpang, ia
pun mudah terpengaruh oleh ghazwul fikri sehingga muncul beberapa pribadi yang
tidak komitmen dan tidak konsisten. Usaha merubah ma’rifah kepada fikrah
dilakukan dengan membedah realitas yang berlaku dan merujuk kepada nilai Islam
dari Al Qur’an dan As Sunnah.
Aktivitas berikutnya adalah merubah fikrah kepada harakah.
Fikrah tidak cukup dimiliki seseorang apabila tidak diamalkan dan diwujudkan
dalam harakah. Fikrah harus dibuktikan di dalam amalnya. Merubah fikrah kepada
harakah adalah melatih peserta ke dalam amal (pribadi) dan membimbingnya untuk
merasakan amal harakah yang dilakukan secara terpadu bersama-sama atau
berkelompok atau berorganisasi. Jadi selain diberi peluang kepada peserta untuk
beramal juga diberi latihan-latihan yang dapat merasakan realitas dan aplikasi
fikrah yang sebenarnya dalam harakah. Misalnya kita hanya memahami bahwa dakwah
itu wajib dan orang yang berdakwah maka dia akan dibantu oleh Allah, hanya
dengan dakwah Islam bisa tegak. Fikrah demikian perlu dirasakan dengan amal di
dalam harakah. Latihan yang diberikan dan juga peluang yang disediakan akan
mengarahkan peserta kepada harakah dengan kaidah-kaidah yang telah dicontohkan
Nabi SAW seperti pelaksanaan tarbiyah para sahabat di rumah Arqom bin Abi
Arqom.
#KaReNa KiTa KeLuArGa
Kamis, 11 April 2013
Jangan Menjadi Pribadi Yang Manja
Seorang tukang kebun mencoba mengadakan penelitian sederhana. Ia menanam 2 tanaman yang sama pada lahan yang sama. Yang membedakan hanya bagaimana cara dia merawat tanaman tsb. Tanaman yang pertama disirami secara rutin tiap pagi sore, sedangkan tanaman yang kedua disirami 2 hari sekali. Ketika tanaman itu bertumbuh cukup besar, tiba waktunya untuk menguji kekuatan akar tsb. Perbedaannya cukup mencolok; Dibutuhkan waktu kurang dari 2 menit untuk mencabut akar dari tanaman yang pertama. Untuk tanaman yang kedua, dibutuhkan waktu lebih lama yaitu empat menit untuk bisa mencabutnya!
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Tanaman yang pertama cukup dimanjakan dengan air yang ia dapat dengan mudah, sehingga akarnya tidak berusaha mencari ke tanah yang lebih dalam. Sedang tanaman yang kedua karena mendapat suplai air yang lebih sedikit, maka mau tidak mau akarnya mencari ke sumber air, sehingga di dapatinya akarnya jauh lebih kuat karena masuk lebih dalam ke tanah.
Mari kita renungkan:
Cara Allah mendidik kita tak jauh beda dengan ilustrasi tsb. Bayangkan saja jika Allah memanjakan kita dengan mengabulkan semua doa yang kita minta atau tidak pernah mengijinkan penderitaan dan masalah hidup. Tentu ini akan membuat kita jadi orang yang manja. Tak hanya itu, kita akan menjadi orang yang cengeng. Akibatnya akar iman kita tidak kuat dan ketika permasalahan terjadi, dengan mudahnya kehidupan kita tumbang!
Allah sangat mengasihi kita, itu sebabnya DIA selalu mendewasakan dan melatih akar iman kita. Mengijinkan penderitaan, masalah, tekanan hidup atau keadaan yang tidak menyenangkan, dengan harapan bahwa akar iman kita terus mencari "Sumber" yang sejati. Apakah Anda memilih untuk menjadi orang yang manja dengan akar yang rapuh? atau menjadi orang yang di dewasa kan oleh Allah ?
Tanaman yang pertama cukup dimanjakan dengan air yang ia dapat dengan mudah, sehingga akarnya tidak berusaha mencari ke tanah yang lebih dalam. Sedang tanaman yang kedua karena mendapat suplai air yang lebih sedikit, maka mau tidak mau akarnya mencari ke sumber air, sehingga di dapatinya akarnya jauh lebih kuat karena masuk lebih dalam ke tanah.
Mari kita renungkan:
Cara Allah mendidik kita tak jauh beda dengan ilustrasi tsb. Bayangkan saja jika Allah memanjakan kita dengan mengabulkan semua doa yang kita minta atau tidak pernah mengijinkan penderitaan dan masalah hidup. Tentu ini akan membuat kita jadi orang yang manja. Tak hanya itu, kita akan menjadi orang yang cengeng. Akibatnya akar iman kita tidak kuat dan ketika permasalahan terjadi, dengan mudahnya kehidupan kita tumbang!
Allah sangat mengasihi kita, itu sebabnya DIA selalu mendewasakan dan melatih akar iman kita. Mengijinkan penderitaan, masalah, tekanan hidup atau keadaan yang tidak menyenangkan, dengan harapan bahwa akar iman kita terus mencari "Sumber" yang sejati. Apakah Anda memilih untuk menjadi orang yang manja dengan akar yang rapuh? atau menjadi orang yang di dewasa kan oleh Allah ?
semoga menjadi pribadi yang lebih baik lagi ^___^
Minggu, 07 April 2013
"Mengapa harus Memilih untuk TERBUKA sedangkan yang TERTUTP jauh lebih baik"
Jilbabku, Kebanggaanku
Mari sejenak kita renungkan jawaban atas pertanyaan diatas. Jawaban anti dan muslimah lain mungkin bervariasi, ditentukan oleh niat yang terselip dalam hati saat mengenakan kain penutup aurat itu. Cukuplah sudah kita bergulat dengan pembahasan tentang hukum memakai jilbab. Pembahasan beserta kriterianya sudah termaktub dengan jelas dalam lembaran Al Qur'anul Kariim. Jilbab itu pilihan. Ya, pilihan untuk semakin mendekatkan diri dan meraih ridho-Nya.
Jilbab Identitas Muslimah
Allah SWT berfirman: “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)
Sejak awal, jilbab merupakan identitas yang membedakan muslimah dari golongan lain. Tafsir dari As Sudi rahimahullah menerangkan bahwa, “Dahulu orang-orang fasik di Madinah biasa keluar di waktu malam ketika malam begitu gelap di jalan-jalan Madinah. Mereka ingin menghadang para wanita. Dahulu orang-orang miskin dari penduduk Madinah mengalami kesusahan. Jika malam tiba para wanita (yang susah tadi) keluar ke jalan-jalan untuk memenuhi hajat mereka. Para orang fasik sangat ingin menggoda para wanita tadi. Ketika mereka melihat para wanita yang mengenakan jilbab, mereka katakan, “Ini adalah wanita merdeka. Jangan sampai menggagunya.” Namun ketika mereka melihat para wanita yang tidak berjilbab, mereka katakan, “Ini adalah budak wanita. Mari kita menghadangnya ”.
Sebagai identitas, kita dapat membedakan apakah seorang wanita itu muslimah atau bukan. Bahkan, apakah wanita tersebut berakhlak baik atau tidak juga dapat dilihat dari jilbabnya. Menariknya, hal ini juga dibenarkan oleh umat muslim dan tokoh agama lain. Rowan Williams, seorang mantan Uskup Canterburry, memberikan komentar yang dikutip oleh onislam.net (3/4/12) "Jilbab itu merupakan bentuk penegasan identitas seseorang akan keyakinan yang dianut,".
Jika orang non-muslim pun memahami peran jilbab sebagai identitas muslimah, ironis jika banyak muslimah yang tidak bangga akan jilbabnya. Apakah model pakaian terbaru, gaya rambut termodis dan keinginan untuk tampil menarik lebih mulia dari kenikmatan di akhirat kelak?
Referensi:
Tafsir Al Qur’an Al ’Azhim
http://muslim.or.id/manhaj/kata-jil-jilbab-bukan-kewajiban-namun-pilihan-2.html, diakses 11 Februari 2013
Tafsir Al Qur’an Al ’Azhim
http://muslim.or.id/manhaj/kata-jil-jilbab-bukan-kewajiban-namun-pilihan-2.html, diakses 11 Februari 2013
(ed. js.ugm.ac.id)
Sabtu, 06 April 2013
#3 Gerakan 5000 untuk Mushallah
Assalamu'alaikum....
Semoga Baik kabar dari saudara dan saudari ku yang beriman. Kita dari Pos UKMI Peduli Ummat (PUPU) dan Panitia Penggalangan Infaq MUshallah MIPA menggelar (Penggalangan Infaq Renovasi Mushallah) PIRM 2013.. bagi teman- teman, alumni, masyarakat dan siapa saja yang mau memiliki jalan kebaikan dalam menempuh kehidupan Alam barzah da 3 jenis pahala yang tidak pernah berhenti walau kita sudah di alam ke empat tu... Shadaqah Jarriyah.. ayo menabung untuk akhirat... jangan ditahan- tahan :)
Infaq/ sedeqah kamu bisa :
1. Diantar langsung ke Sekretariat Pos UKMI Peduli Ummat (PUPU)
Mushallah FMIPA USU, Jl. Bioteknologi no. 1 Kampus FMIPA USU
2. Atau bisa juga dikirim transfer via Bank :
0222341167 a.n. ARDIANSYAH
Contact: Ardiansyah 085762402421
*Bila sudah ditransfer mohon segera konfirm ya .... :)
"Dari Kita, Oleh kita, Untuk kita, Bagi Ummat"
#KaReNa KiTa KeLuArGa
Semoga Baik kabar dari saudara dan saudari ku yang beriman. Kita dari Pos UKMI Peduli Ummat (PUPU) dan Panitia Penggalangan Infaq MUshallah MIPA menggelar (Penggalangan Infaq Renovasi Mushallah) PIRM 2013.. bagi teman- teman, alumni, masyarakat dan siapa saja yang mau memiliki jalan kebaikan dalam menempuh kehidupan Alam barzah da 3 jenis pahala yang tidak pernah berhenti walau kita sudah di alam ke empat tu... Shadaqah Jarriyah.. ayo menabung untuk akhirat... jangan ditahan- tahan :)
Infaq/ sedeqah kamu bisa :
1. Diantar langsung ke Sekretariat Pos UKMI Peduli Ummat (PUPU)
Mushallah FMIPA USU, Jl. Bioteknologi no. 1 Kampus FMIPA USU
2. Atau bisa juga dikirim transfer via Bank :
0222341167 a.n. ARDIANSYAH
Contact: Ardiansyah 085762402421
*Bila sudah ditransfer mohon segera konfirm ya .... :)
"Dari Kita, Oleh kita, Untuk kita, Bagi Ummat"
#KaReNa KiTa KeLuArGa
#12 Pojok Hadits: Makan dan Minum Berdiri
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Sa’id bin Arubah dari Qatadah dari Anas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang seseorang minum dalam keadaan berdiri. Kemudian ditanyakan kepada beliau, “Bagaimana dengan makan?” Beliau menjawab: “Terlebih lagi dalam makan.” Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih. (H.R. TIRMIDZI – 1800)
Abu Haurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda :
“Janganlah seorang diantara kalian minum sambil berdiri. Barangsiapa yang lupa hal itu, hendaklah ia memuntahkannya.” (HR. Muslim)
Kandungan Hadits:
Dalam hadits ini kita dilarang untuk makan dan minum dalam keadaan berdiri. Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani menjelaskan bahwa minum dan makan sambil duduk lebih menyehatkan, aman, enak, dan menjaga kehormatan. Sebab, apa yang dimakan dan diminum sambil duduk akan melewati dinding perut dengan pelan dan lembut. Sedangkan, minum sambil berdiri menyebabkan jatuhnya air ke dasar perut dengan keras dan menghantamnya. Jika hal ini terjadi secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan perut menjadi longgar dan lemah. Selanjutnya, perut akan sulit mencerna.
Dr. Ibrahim Ar-Rawi menyatakan bahwa manusia ketika berdiri dalam keadaan tertekan dan alat penyeimbang dalam syarafnya dalam keadaan sangat aktif. Sehingga, ia melakukan kontrol penuh terhadap seluruh otot tubuh untuk melakukan keseimbangan dan berdiri tegak. Hal itu membuat manusia tidak mampu mendapat ketenangan dari organ tubuh yang berfungsi untuk aktifitas makan dan minum. Ketenangan ini hanya diraih manusia saat dalam kondisi duduk. Sebab, sejumlah otot dan syaraf dalam keadaan tenang dan santai, pancaindra normal, serta respon sistem pencernaan terhadap makanan dan minuman juga semakin baik.
Tuh jadi tahu kan alasannya kenapa tidak dianjurkan untuk makan dan minum sambil berdiri? ;)
^_^
Semangat Karena Allah... :)
#KaReNa KiTa KeLuArGa
^_^
Semangat Karena Allah... :)
#KaReNa KiTa KeLuArGa
Jumat, 05 April 2013
#11 Pojok Hadits: Menahan Marah
Kumpulan Hadits Bukhari-Muslim: "Sikap Seorang Muslim"
"Seorang Muslim saudara bagi Muslim lainnya-ia tidak akan menyakiti dan tidak pula membiarkan disakiti orang lain. Siapa saja yang membantu kebutuhan saudaranya, Allah Swt. akan memenuhi kebutuhannya. Dan siapa saja yang melapangkan kesulitan seorang muslim, Allah Swt. akan melapangkan kesukarannya di hari kiamat. Dan siapa yang menutup aurat seorang Muslim, Allah akan menutup auratnya pada hari kiamat"
(Bukhari-Muslim)
Kandungan Hadits:
Muslim itu bersaudara. Ia tidak menyakiti dan tidak pulamembiarkan saudaranya disakiti. Bahkan, ia menolong dan membelanya. Ketika seorang Muslim mampu melindungi dan membantu saudaranya, Allah Swt. menjamin akan menghilangkan kesulitannya. Bila seorang Muslim mampu menjaga aib saudaranya, Allah Swt. akan menutup aibnya pada hari kiamat kelak.
^_^
Semangat Karena Allah... :)
#KaReNa KiTa KeLuArGa
Selasa, 02 April 2013
Pacaran Islami... Adakah???
Dalam Islam memang tidak dikenal proses pacaran seperti apa
yang dipahami kebanyakan remaja islam sekarang. Proses pacaran seringkali lebih
banyak membawa mudharat daripada manfaat, bahkan seringkali membawa kepada
perbuatan yang dilarang dalam agama,. Melihat kecenderungan aktifitas pasangan
muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran
itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta
sejati tidak berbentuk sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di
suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting
dan diteruskan dengan janji bertemu langsung.
Semua bentuk aktifitas itu cenderung bukanlah sebuah
aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama
sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan
tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan
seterusnya.
Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan
sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak
terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.
Pacaran Bukanlah Penjajakan/Perkenalan
Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk
saling melakukan penjajagan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua
calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak
adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan
dalam sebuah persiapan pernikahan.
Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan
panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda
Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,"Wanita
itu dinikahi karena 4 hal: [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya
dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat." (HR.
Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa' fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha' Bab
Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)
Selain empat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika
seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang
tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah
ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.
Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta'aruf. Jauh
lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan
pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja.
Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum
dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam
berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.
Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap
saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam
keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah
tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka
akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat
pacaran.
Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus
menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran
bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.
Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama
berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan
terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam
hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.
Etika Ta'aruf
Dalam melakukan penjajagan yang syar`i, ada beberapa
ketentuan yang
harus dipatuhi antara lain:
Tidak Berduaan (Khalwat)
Khalwat adalah bersendirian dengan seorang perempuan lain
(ajnabiyah).
Yang dimaksud perempuan lain, yaitu: bukan isteri, bukan
salah satu
kerabat yang haram dikawin untuk selama-lamanya, seperti
ibu, saudara,
bibi dan sebagainya.
Ini bukan berarti menghilangkan kepercayaan kedua belah
pihak atau salah satunya, tetapi demi menjaga kedua insan tersebut dari
perasaan-perasaan yang tidak baik yang biasa bergelora dalam hati ketika
bertemunya dua jenis itu, tanpa ada orang ketiganya. Dalam hal ini Rasulullah
bersabda sebagai berikut:
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama
mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan." (Riwayat Ahmad)
"Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu
menyendiri dengan seorang perempuan, kecuali bersama mahramnya."
Tidak Melihat Jenis Lain dengan Bersyahwat
Di antara sesuatu yang diharamkan Islam dalam hubungannya
dengan masalah gharizah, yaitu pandangan seorang laki-laki kepada perempuan dan
seorang perempuan memandang laki-laki. Mata adalah kuncinya hati, dan pandangan
adalah jalan yang membawa fitnah dan sampai kepada perbuatan zina.
Katakanlah kepada orang-orang mu'min laki-laki,
"Hendaklah mereka itu
menundukkan sebagian pandangannya dan menjaga
kemaluannya" (an-Nur: 30-31)
Menundukkan Pandangan
Yang dimaksud menundukkan pandangan itu bukan berarti
memejamkan mata dan menundukkan kepala ke tanah. Bukan ini yang dimaksud dan
ini satu hal yang tidak mungkin. Hal ini sama dengan menundukkan suara seperti
yang disebutkan dalam al-Quran dan tundukkanlah sebagian suaramu (Luqman: 19).
Di sini tidak berarti kita harus membungkam mulut sehingga
tidak berbicara. Tetapi apa yang dimaksud menundukkan pandangan, yaitu: menjaga
pandangan, tidak dilepaskan begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan
perempuan-perempuan atau laki-laki yang beraksi.
Pandangan yang terpelihara, apabila memandang kepada jenis
lain tidak mengamat-amati kecantikannya dan tidak lama menoleh kepadanya serta
tidak melekatkan pandangannya kepada yang dilihatnya itu.
Oleh karena itu pesan Rasulullah kepada Ali r.a:
"Hai Ali! Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti
pandangan
lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun
yang
berikutnya tidak boleh." (Riwayat Ahmad, Abu Daud dan
Tarmizi)
Rasulullah s.a.w. menganggap pandangan liar dan menjurus
kepada lain jenis, sebagai suatu perbuatan zina mata. Sabda beliau: "Dua
mata itu bisa berzina, dan zinanya ialah melihat." (Riwayat Bukhari)
Hindari Berhias Yang Berlebihan (Tabarruj)
Tabarruj ini mempunyai bentuk dan corak yang bermacam-macam
yang sudah dikenal oleh orang-orang banyak sejak zaman dahulu sampai sekarang.
Ahli-ahli tafsir dalam menafsirkan ayat yang mengatakan:
"Dan tinggallah kamu (hai isteri-isteri Nabi) di
rumah-rumah kamu dan jangan kamu menampak-nampakkan perhiasanmu seperti orang
jahiliah dahulu." (QS Ahzab: 33)
Dalam Teknisnya, tidak harus selalu dengan langkah formal,
resmi atau rotokoler. Bisa juga dengan cara yang tersamar yang tidak bisa
dengan mudah ditafsirkan dengan mudah oleh pihak wanita sebagai bentuk
penjajagan. Sebab bila sejak awal seorang wanita sadar bahwa dirinya sedang
dijajagi, bisa jadi dia malah nervous, salah tingkah atau mungkin malah
bertindak yang tidak-tidak. Maka bisa saja dilakukan secara pergaulan yang
alami dan normal.
Selain itu bisa juga menggunakan utusan orang yang bisa
dipercaya. Dan yang lebih utama adalah utusan yang berfungsi sekaligus sebagai
konselor dalam urusan pernikahan. Sosoknya adalah orang yang sudah
berpengalaman mendalam dalam urusan keluarga, sehingga apa yang
diinformasikannya bukan semta-mata bahan mentah, melainkan dilengkapi dengan
analisa yang sudah siap dijadikan bahan pertimbangan oleh anda.
Jadi, sekali lagi tidak ada PDKT yang islami terlebih
pacaran yang Islami, untuk itu menjaga kesucian diri dengan segera menikah,
tetapi apakah kita tidak boleh menyintai? Boleh-boleh saja karena cinta tidak
bisa di larang datangnya di hati kita dan yan terpenting adalah mengelola hati
agar cinta itu tidak ternoda dengan pacaran, Okey.....lalu bagaimana jika ada Myqers
yang berta'aruf langsung via chat, Pripat Message, atau Email untuk menjalin
hubungan serius? Nah inilah yang sekarang sedang marak di myquran.org.semoga
ALLAH memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin
oleh : Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)
#KaReNa KiTa KeLuArGa
#10 Pojok Hadits: "Kejujuran dan Kebohongan"
Kumpulan Hadits Bukhari-Muslim: "Kejujuran dan Kebohongan"
"Sesungguhnya kejujuran itu menuntun kebaikan, kebaikan akan menuntun pada surga. Seorang berlaku jujur sehingga dicatat di sisi Allah Swt. sebagai orang yang jujur. Adapun dusta menuntun pada kejahatan, kejahatan itu akan menuntun pada neraka. Bila seorang berdusta, Allah Swt. akan mencatat orang itu sebagai pendusta"
(Bukhari-Muslim)
Kandungan Hadits:
Jujurlah dalam hidup! Hindari dusta! Kejujuran akan mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan. Dusta akan mendatangkan keburukan dan kesengsaraan.
^_^
Semangat Karena Allah... :)
#KaReNa KiTa KeLuArGa
#9 Pojok Hadits: "Budi Pekerti"
Kumpulan Hadits Bukhari-Muslim: "Budi Pekerti"
"Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik budi pekertinya."
(Bukhari-Muslim)
Kandungan Hadits:
Rasullullah Saw. memberikan teladan kepada kita agar menjadi manusia yang berakhlak baik. Orang yang akhlaknya baik akan disukai manusia dn disenangi Allah
^_^
Semangat Karena Allah... :)
#KaReNa KiTa KeLuArGa
Senin, 01 April 2013
#8 Pojok Hadits: "Hak Muslim kepada Muslim Lain"
Kumpulan Hadits Bukhari-Muslim: "Hak Muslim kepada Muslim Lain"
"Ada lima kewajiban sesama Muslim, yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan yang bersin"
(Bukhari-Muslim)
Seorang Muslim dengan Muslim lainnya, memiliki lima kewajiban:
1. Selalu menjawab salam
2. Menjenguk dia bila sakit
3. Mengantarkan jenazahnya
4. Menghadiri undangannya
5. Mendoakannya bila dia bersin
^_^
Semangat Karena Allah... :)
#KaReNa KiTa KeLuArGa
Langganan:
Postingan (Atom)